Halaman

Label

Sabtu, 25 Juni 2011

Rumah Hantu Bagian 11


Dengan takut aku mengambil kotak itu dan sekejap setelah memegang kotak itu aku serasa seperti berpindah ke suatu tempat. Tempat yang sangat asing dan menakutkan.

Ternyata aku berada di kamar. Tapi kamar itu berbeda dengan kamarku. Tempat tidur, lemari, meja, semuanya terlihat asing. Dan sebuah suara mengejutkanku. Suara orang yang ingin masuk kamarku.


Dengan cepat aku bersembunyi di dalam lemari. Sesosok anak perempuan masuk ke dalam kamar. Sosok anak yang pernah kulihat. Anak itu terlihat sangat sedih dan menderita.

Dengan tiba-tiba anak itu menengok ke arahku, atau lebih tepatnya kearah lemari. Aku hanya bias membungkam mulutku ketakutan. Dan jantungku berdetak sangat keras samapi aku merasa anak itu pasti mendengarnya.

Anak itu lalu duduk menghadap meja. Dia terlihat seperti menulis sesuatu. Suara isak tangisnya terdengar jelas saat dia sedang menulis. Aku hanya bisa melihatnya dari dalam lemari tanpa berani bergerak.

Anak itu lalu berdiri dan berjalan keluar. Ketika dia menutup pintu aku keluar dari tempat persembunyianku sambil menghirup udara sekuat-kuatnya saking tegangnya.

Dengan penasaran aku melihat apa yang ditulis oleh anak itu. Sebuah buku tergeletak di atas meja. Buku bersampul hitam berjudul ‘My Diary’. Ternyata itu buku harian anak itu.

Dengan sedikit terburu-buru aku membuka halaman terakhir yang dia tulis. Aku membacanya dengan serius seakan-akan buku itu adalah bahan ujian.

12 Januari 1980
Ibu, aku sudah muak tinggal disini. Aku sudah muak tinggal dengan ibu. Lebih baik aku pergi dari rumah ini. Kenapa ibu tega padaku? Apa ibu tidak sayang kepadaku? Apa lebih baik aku mati saja biar ibu senang?

Begitu selesai membacanya, tiba-tiba angin bertiup kencang dari segala arah. Buku itu terlepas dari tanganku dan aku berputar-putar terbawa angin. Dan ketika sadar aku berada di halaman kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar