Halaman

Label

Sabtu, 04 Juni 2011

Rumah Hantu Bagian 1


"Ibu, haruskah kita pindah rumah?" kataku sambil cemberut. Jelaslah aku kesal, aku harus meninggalkan kampung halaman tercintaku. Apalagi yang lebih parahnya aku pindah pada saat sahabat terbaikku meninggal karena leukemia dan tidak sempat melawatnya. Aku sangat sedih sekali tiap mengingat itu.

“Sabarlah Sarah, kamu nanti juga senang tinggal disini,” kata ibuku sambil tersenyum. Aku semakin kesal pada ibu dan langsung berlari ke dalam rumah. Aku lalu menangis di kamar baruku yang meskipun lebih luas dari kamar lamaku dan berada di lantai 2 tetap tidak kusuka.


Sudah satu bulan sejak aku tinggal di rumah baruku. Tapi, aku merasa sudah bertahun-tahun tinggal disini. Aku sama sekali tidak memiliki teman. Kerjaanku hanya membaca buku dan menonton televisi.

Karena saking bosannya aku akhirnya turun ke halaman untuk melihat-lihat. Halaman itu cukup luas dan sejuk. Aku merasa nyaman sekali berada disana. Sampai aku mendengar sebuah suara memanggilku, “Sarah… Sarah….” Aku terperangah dan kaget mendengar suara itu. Suara yang sangat sedih dan sunyi. Tiba-tiba di pojok halaman kulihat seorang anak perempuan menatapki dengan wajah pucat. Karena aku takut aku langsung memalingkan wajahku. Wajah yang aku kenal, tapi aku lupa dimana aku pernah melihatnya.

Saat aku melihat ke arah tempat anak perempuan tadi, dia telah hilang. Dan tiba-tiba ada yang memegang pundakku, “Sarah, kamu ibu panggil kenapa tidak menjawab?” Ternyata itu ibuku, tidak… tidak… itu bukan suara ibu. Aku yakin itu suara anak perempuan itu.

Aku sangat penasaran sekali. Dengan takut aku tanyakan itu pada ibu, “Ibu, apa pernah ada kejadian di rumah ini?” Ibuku langsung menatapku dengan kaget dan langsung menjawab dengan dingin, “Tidak ada. Setidaknya itu yang dikatakan pemilik lama rumah ini.” Aku langsung diam tidak menjawab.

Malam hari datang dan aku tidak bisa tidur, bukan karena insomnia, tapi karena aku banyak pikiran. Saat aku mencoba menutup mataku, aku mendengar suara, “Sarah… cepatlah pergi dari sini!” Langsung aku kaget dan mencari asal suara itu. Ternyata itu suara bonekaku, boneka seorang anak bayi perempuan. Tapi, saat aku mengangkat boneka itu, aku melihat baterenya belum dipasang. Hah! Kataku dalam hati. Tiba-tiba ada yang menyentuh pundakku dari belakang, tangan yang sangat dingin. Kulihat tangan itu meremas pundakku, tangan yang keriput dan pucat sekali. Ketika ku dengan takut melihat ke belakang, aku melihatnya….

Seorang anak dengan mata putih dan rambut panjang tersenyum padaku. Aku diam dan tidak bisa bergerak. Aku seakan dihipnotis menjadi kaku. Kumendengar suaranya, “Sarah… selamat datang!”

“AAAAA……!!!!” aku langsung berteriak sehingga membangunkan ibuku, “Ada apa, Sarah?” ibuku kaget melihat mukaku pucat seperti ketakutan. “A… a… ada hantu… bu…!” aku langsung menangis entah kenapa. Aku merasa sakit hati entah kenapa. Aku tiba-tiba teringat sahabatku.

“Kenapa takut? Kan ada aku,” kulihat ibuku berubah menjadi hantu perempuan yang menyeringai ke arahku dan langsung berjalan ke arahku.

“AAAA…..!!!!” aku terbangun dan mendapati hari telah siang. “Ternyata hanya mimpi,” aku bernafas lega. Tapi, kulihat bonekaku tersenyum ke arahku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar