Halaman

Label

Sabtu, 25 Juni 2011

Rumah Hantu Bagian 10


“Sarah, ada apa?” kata ibuku cemas. Ternyata itu adalah ibuku. Aku menghela nafas panjang untuk menenangkan diri, “Tidak ada apa-apa, bu!” kataku sambil tersenyum paksa.

“Ya sudah, sepertinya kamu lelah. Mungkin karena sering membantu ibu. Kamu istirahat saja,ya!” kata ibuku dengan lembut. Aku merasa tidak enak kepada ibuku, belum melakukan apa-apa sudah istirahat.


“Ehm, aku lanjutkan bekerja saja, bu. Tanggung sedikit lagi selesai,” kataku. “Tidak apa-apa kamu bekerja? Kamu terlihat sangat pucat, Sarah,” kata ibuku dengan khawatir. “Tidak apa-apa,” jawabku meyakinkan.

Kini giliran ibuku yang menghela nafas panjang, dari raut jawahnya terlihat kalau dia sangat khawatir padaku. Tumben sekali ibu sangat khawatir padaku. Jangan-jangan ada sesuatu. Aku bingung jadinya.

“Ya sudah. Tapi, jangan dipaksakan, Sarah! Nanti kamu bisa sakit,” kata ibuku sambil membelai rambutku. Aku hanya mengangguk tanda mengiyakan dan langsung melanjutkan menyapu halaman.

Ibuku lalu meninggalkanku di halaman. Dan tanpa kusadari karena sibuk bekerja, ibuku menyeringai licik, “Aku akan mendapatkan dirimu, Sarah.”

Sungguh pekerjaan yang sangat melelahkan, apalagi aku masih terbayang wajah anak perempuan itu. Karena itu aku dengan buru-buru menyapu halaman agar tidak bertemu dengan anak perempuan tadi.

Setelah selesai menyapu halaman, aku langsung membanting sapu dan melihat keadaan halaman rumah. Suasana sudah sedikit berubah. Segala sesuatu disana sedikit cerah. Dan suasana hatiku berubah cerah, setidaknya sebelum aku melihat sebuah benda asing di balik semak-semak yang tidak kulihat saat aku menyapu halaman tadi.

Dengan hati-hati aku berjalan kearah benda asing itu. Ternyata itu adalah sebuah kotak berwarna hitam mirip sebuah kotak tempat pensil hanya saja lebih besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar