Halaman

Label

Sabtu, 11 Juni 2011

Rumah Hantu Bagian 8


Karena aku merasa kasihan pada ibuku, sejak itu aku membantu ibuku membereskan rumah. Aku sama sekali tiidak punya waktu untuk keluar apalagi berbicara dengan Mira. Aku mendapat istirahat hanya pada saat makan dan istirahat.

Sebenarnya aku ingin berhenti, tapi aku merasa sangat kasihan pada ibuku yang terlihat sangat lelah membereskan rumah sendirian.  Aku jadi semakin segan untuk tidak membantu ibu.


Saat aku dan ibuku makan siang di  meja makan, ibuku bertanya padaku, “Kenapa  kamu masih bermain dengan boneka itu? Bukannya kamu awalnya ingin membuangnya? Apa lebih baik ibu buang saja dan beli yang baru?”

Aku yang mendengar itu langsung tersedak kaget, “Tidak perlu, bu! Aku sudah berubah pikiran. Boneka itu kan boneka kesayanganku,” kataku sambil tersenyum sebentar dan melanjutkan makan.

“Oh, baiklah kalau itu maumu. Tapi, ibu rasa boneka itu sudah tidak layak untuk dimainkan, Sarah! Boneka itu juga sudah rusak dan tua,” kata ibuku yang membuatku semakin kaget.

“Ibu kok tiba-tiba aneh? Dulu ibu melarangku membuangnya, sekarang malah menyuruhku membuangnya. Ada apa, bu?” tanyaku kaget. Tapi ibuku hanya diam seperti sedang berfikir.

“Tidak ada apa-apa. Jika kamu masih suka ya simpan saja,” kata ibuku dingin. Dan itu membuatku cukup lega karena ibuku tidak jadi membuang bonekaku.

Setelah selesai makan ibu memintaku membantunya menyapu halaman. Meskipun aku sedang capek, melihat ibu yang sangat lelah itu aku terpaksa melakukannya. Lagipula sekalian aku menghirup udara segar.

Suasana halamanku berubah sejak terakhir kali aku ke sini. Pohon disana sudah mulai layu dan rumputnya sebagian sudah kering. Suasananya sangat dingin dan  mencekam tidak seperti suasana yang dulu.

Daun-daun bertebaran di halaman dan membuat halaman tidak rapih, “Memakan waktu lama nih menyapu halaman,” kataku. Daun-daun yang berguguran hampir menutupi halaman rumahku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar